BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 latar
belakang
Glukosa adalah gula. Glukosa
diuraikan dalam sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah meningkat setelah kita
makan atau minum sesuatu yang bukan air putih biasa. Kadar glukosa yang tinggi,
yang disebut hiperglisemia, merupakan tanda penyakit diabetes melitus. Gula
darah yang tinggi lambat laun dapat merusak mata, saraf, ginjal atau
jantung.Gula darah yang rendah, yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan
kelelahan. Untuk Odha, hal ini hanya salah satu penyebab kelelahan. Pada orang
sehat, gula darah dikendalikan oleh insulin. Insulin adalah hormone yang dibuat
oleh pankreas. Insulinmembantu glukosa dari darah masuk ke sel untuk
menghasilkan tenaga. Gula darah yang tinggi dapat berarti bahwa pankreas kita
tidak membuat cukup insulin. Atau, jumlah insulinnya cukup namun tubuhnya tidak
bereaksi secara normal. Ini disebut ‘resistansi insulin’. Apa pun alasannya,
sel-sel tidak memperoleh glukosa secukupnya untuk dijadikan tenaga, dan glukosa
menumpuk dalam darah.
Diabetes melitus adalah suatu
penyakit gangguan kesehatan di mana kadar gula dalam darah seseorang menjadi
tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh. Diabetes
Mellitus / DM dikenal juga dengan sebutan penyakit gula darah atau kencing
manis yang mempunyai jumlah penderita yang cukup banyak di Indonesia juga di
seluruh dunia. Jadi sangat penting sekali kita mengetahui kadar darah yang ada
di dalam tubuh kita.
1.2 Rumusan
Masalah
- Mengetahui kadar gula darah saat puasa
- Mengetahui kadar gula darah setelah makan
1.3 Tujuan
- Mengukur kadar gula darah saat puasa
- Mengukur kadar gula darah setelah makan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di
dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin
secara cukup. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang
bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin
memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan
sebagai cadangan energi. Menurut kriteria
diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia)
2006, seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL
dan pada tes sewaktu >200
mg/dL.
Glukosa
darah berasal dari absorbsi pencernaan makanan dan pembebasan glukosa dari
persediaan glikogen sel. Tingkat glukosa darah akan turun apabila laju
penyerapan oleh jaringan untuk metabolisme atau disimpan lebih tinggi daripada
laju penambahan. Penyerapan glukosa oleh sel-sel distimulus oleh insulin, yang
disekresikan oleh sel-ß dari pulau-pulau langerhans.
Glukosa berpindah dari plasma ke sel-sel karena konsentrasi glukosa dalam
plasma lebih tinggi daripada di dalam sel (Soewolo, 2000).
Diabetes biasanya menunjukkan
konsentrasi glukosa abnormal yang tinggi dalam darah, kondisi ini disebut
hiperglikemia. Dalam keadaan yang sangat parah atau diabetes yang tidak
terkontrol, tingkat glukosa darah mungkin naik sampai sebesar 100 mM
atau 25 kali lebih besar dan nilai normalnya kira-kira 4 mM. Seorang yang normal akan segera mencerna
glukosa, konsentrasinya tidak akan lebih kira-kira 9 atau 10 mM. Sebab
bertambahnya konsentrasi gula darah menyebabkan sekresi insulin oleh pankreas,
yang selanjutnya menyebabkan meningkatnya pengambilan glukosa oleh darah
(Lehninger, 1994).
Pemeliharaan kadar glukosa darah merupakan
faktor amat penting, khususnya untuk menjaga fungsi sistem saraf. Kadar gula
darah bervariasi, tergantung status nutrisi. Kadar gula normal manusia,
beberapa jam setelah makan sekitar 80mg/ 100ml darah, tetapi sesaat sehabis
makan meningkat sampai 120mg/100 ml. Glukosa bersama asam lemak adalah
molekul-molekul bahan bakar utama pemicu metabolisme makhluk hidup. Organ
pengguna bahan bakar terbanyak adalah hati, otak, jantung, otot, dan jaringan
adiposa. Mekanisme homeostatik berperan untuk memasukkan glukosa ke dalam sel
dan penggunaannya oleh jaringan tubuh. Bila kadar gula turun, mekanisme
pelepasan gula simpanan glikogen dalam sel (atau dari glukoneogenesis) terbuka,
sehingga kadar normal tetap terpelihara (Anonimous, 2009).
Kadar gula darah
sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan kembali
normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah
malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya
kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang
mengandung gula maupun karbohidrat lainnya (Villee, 1999).
Kadar gula darah yang normal cenderung
meningkat secara ringan tetapi progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun,
terutama pada orang-orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar gula
darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin
sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan
kadar gula darah menurun secara perlahan (Lehninger,
1994).
Ada cara lain
untuk menurunkan kadar gula darah yaitu dengan melakukan aktivitas fisik
seperti berolahraga karena otot menggunakan glukosa dalam darah untuk dijadikan
energi (Nogrady, 1992).
Ada tiga cara untuk mengukur kadar gula darah: (Anonimous, 2009).
- Tes gula darah sewaktu.
Tes
ini mengukur glukosa dalam darah yang diambil kapan saja, tanpa memperhatikan
waktu makan.
- Tes gula darah puasa.
Tes ini menggunakan contoh darah yang diambil saat kita tidak makan atau
minum apa pun (kecuali air putih) selama sedikitnya delapan jam.
- Tes toleransi glukosa.
Tes
ini dimulai dengan tes gula darah puasa, kemudian kita diberikan minuman yang
manis yang mengandung gula dengan ukuran tertentu.
Kadar gula darah lalu diukur dengan menggunakan beberapa contoh darah yang
diambil pada jangka waktu yang tertentu. Di Indonesia, yang lebih sering
dilakukan adalah tes gula darah setelah makan. Juga dimulai dengan tes gula darah
puasa, kemudian kita diminta untuk makan seperti biasa, dan darah kita akan
diperiksa lagi dua jam kemudian. Jika gula darah kita terlalu tinggi, kita
mungkin diabetes. Terapi untuk diabetes meliputi mengurangi berat badan,
mengatur pola makanan, dan olahraga. Bisa juga termasuk obat atau suntikan
insulin (Guyton, 1997).
Menurut Villee (1999), bahwa
sekresi insulin dan glukagon dikontrol oleh kadar glukosa dalam darah. Jika
kadar glukosa dalam darah naik (umpama setelah makan), maka sekresi insulin
terangsang dan bekerja untuk mengembalikan kadar glukosa dalam keadaan
normal.
Dalam otot rangka insulin akan
meningkatkan pemasokan glukosa ke dalam sel otot yang juga menstimulasi
sintesis glikogen. Dengan demikian simpanan glikogen dalam sel otot meningkat.
Penyerapan asam amino ke dalam hati, otot dan jaringa adipose juga meningkat
setelah makan sebagai respon adanya insulin (Susilawati,2009).
ReplyDeleteDaun Yakon kaya akan kandungan insulin, bagus untuk menurunkan gula darah secara alami, terutama untuk pankreas yang hanya sedikit memproduksi insulin sehingga gula darah cepat naik...